Recent Search
    You can send more Emoji when you create an account.
    Sign Up, Sign In

    kanekane

    @kanekane_bul

    ☆quiet follow Send AirSkeb request Yell with Emoji 😂 😭 👍 💖
    POIPOI 51

    kanekane

    ☆quiet follow

    Manten 5"Siapa yang paling cantik di dunia Siapa yang paling cantik Qiqi qiqi qiqi~ hahahaha" jemari Ajax bergerak menggelitik Qiqi.

    Qiqi tertawa asyik di dalam gendongan Ajax. Tangan mungilnya mencoba meraih jemari Ajax, menggenggamnya dalam tatapan yang sulit dijelaskan. Mungkin Qiqi bertanya, siapa orang berambut merah ini Kenapa dia sering bersama mamanya Apa dia ayahnya

    Dada Ajax berdenyut sakit. Setelah obrolannya dengan Zhongli tadi pagi, Ajax tidak bisa berhenti kepikiran. Dia tiba-tiba kehilangan kepercayaan diri saat teringat sejarahnya sendiri. Belum lagi, suara Keqing masih menggema di dalam kepalanya berulang kali.

    'Kamu ga bakal bisa jadi ayah, Jax. Kamu ga cocok.'

    "Mas Ajax," panggil Zhongli yang sudah kembali dari kamar mandi.

    Ajax tersadar dari lamunannya, melihat manik madu Zhongli yang berkilau manis saat menatap Ajax. Ia mengembalikan Qiqi dalam gendongan Zhongli, masih tidak bisa melepaskan pandangan dari wajah mungil wanita itu. Sosoknya berpawakan kecil, lebih pendek dari Keqing. Lalu melihatnya menggendong seorang bayi dengan kelembutan membuat Zhongli terlihat sangat rapuh.

    Dia tidak akan selamat jika Ajax sampai melukainya.

    Ajax menahan tangan kanannya yang gemetar oleh trauma. Keringat dingin kembali menguasai, Ajax tidak bisa mendengar suara Zhongli karena imaji dalam ingatannya menginterupsi. Dia masih ingat jelas bagaimana Keqing jatuh tersungkur di lantai rumah mereka, basah oleh darahnya sendiri. Ajax hanya bisa menatapnya dalam horor, melihatnya perlahan kehilangan kesadaran sambil membisikkan nama Ajax. Perut Ajax bergejolak, tangannya refleks menutup mulut.

    "Mas Ajax Ada apa Mas lagi sakit" tanya Zhongli sambil mengelus punggung Ajax. "Kita duduk dulu di sana."

    Mereka duduk di salah satu kursi panjang di dalam mall. Ajax menarik napas dalam-dalam, meneguk lagi air putih di botolnya. Zhongli memandangnya penuh kekhawatiran. Ia tahu ini bukan pertama kalinya Ajax tiba-tiba kena serangan syok. Dia selalu tiba-tiba kehilangan konsentrasi, terpatung, dan terbelalak seperti melihat hantu pertama kali dalam hidupnya. Pernah suatu saat, Ajax sampai menangis dan Zhongli dimintanya pulang duluan.

    Ajax terlihat sangat tersiksa oleh sesuatu yang tak bisa Zhongli lihat. Ia mulai berpikir yang macam-macam, apalagi saat menyadari bahwa Ajax hanya mengalami itu saat bersama Zhongli. Wanita itu merasa bahwa dialah penyebab trauma Ajax. Apapun masalahnya itu.

    Satu-satunya wanita dalam hidup Ajax yang pernah diceritakannya hanya ibunya, seorang ibu tunggal yang mengasuh Ajax sejak bayi. Hubungan mereka sangatlah harmonis hingga saat ini, bahkan teman-teman Ajax sampai memanggilnya anak mama. Zhongli tidak mengerti apa yang bisa menjadi sumber trauma Ajax dari sosok wanita terhormat seperti itu.

    Tapi Zhongli terlalu takut untuk bertanya. Dia memiliki harapan besar dalam hubungan ini. Bukan hanya karena perasaan pribadinya pada Ajax, tapi juga keinginannya untuk memberi Qiqi orang tua yang lengkap. Zhongli takut jika hubungannya saat ini juga sebuah kesalahan. Dia tidak keberatan terluka sekali lagi, tapi tidak dengan anak-anaknya. Mereka akan sangat kecewa.

    Kesalahan. Ia teringat dengan perkataan Hutao tadi pagi. Sejak bertanya tentang 'red flag' pada Ajax, dia menjadi agak waspada di dekat Zhongli. Bahkan sempat menolak untuk menggendong Qiqi, yang biasanya sangat Ajax sayangi karena tidak pernah memiliki adik bayi sejak kecil.

    Zhongli menggigit bibir, tangannya merengkuh Qiqi lebih erat lagi. Berharap agar Qiqi memberinya kekuatan untuk mampu menerima apapun takdir hidup. "Apa ini tentang pertanyaan saya tadi pagi"

    Ajax tidak jadi meneguk air minumnya lagi saat mendengar itu. Ekspresinya terlihat kesulitan untuk merespon. Bodohnya Zhongli, hanya karena Ajax selalu baik dan mau menjelaskan banyak istilah gaul, bukan berarti dia akan terus seperti itu. Zhongli sadar bahwa ada beberapa hal yang sebaiknya tidak ditanyakan.

    "Mbak Li, red flag itu semacam tanda-tanda buat orang yang rawan bikin hubungan gak bertahan lama," jelas Ajax.

    "Mas Ajax pernah putus"

    "Cerai."

    Bibir mungil Zhongli terbuka dalam keterkejutan. Sama seperti Hutao, dia juga tidak menyangka Ajax yang masih di bawah 25 tahun itu sudah mengalami pahitnya perceraian. Ia sekarang mengerti, Hutao berusaha memperingatkannya. Mungkin Hutao curiga karena pernikahan singkat Ajax pasti dipicu oleh sesuatu. Kalau sampai pemicunya Ajax sendiri, Zhongli dapat dipastikan menjadi korban selanjutnya.

    "Berapa lama"
    "10 bulan."
    "Ahahahahaha"

    Ajax terhenyak, dia tidak pernah mendengar Zhongli tertawa selepas ini. Wanita itu terus berusaha menghentikan tawanya, hingga air mata menghias ujung pelupuknya. Ajax mengerutkan kening, merasa sedang diremehkan. Benar saja, Zhongli memang tertawa remeh. "Saya 20-an tahun loh." ujarnya sedikit lega.

    "Maksudnya"
    "Maksud saya, kalau bicara tentang red flag tadi, maka saya tidak ada bedanya. Malah, lebih parah lagi. Bagaimana bisa hubungan yang dibina berpuluh tahun bisa kandas di tengah jalan Bagaimana bisa pohon yang menaungi tiga buah hati, ambruk begitu saja Dimana rasa tanggung jawab keduanya Apa Mas Ajax engga pernah bertanya begitu"

    Dari wajah Ajax, dia seperti berkata, 'Lah gua baru inget Mbak Li janda.'

    Tawa Zhongli semakin tak terkendali.

    "Ada satu hal yang Mas Ajax belum tahu," ujar Zhongli sambil mengayunkan pelan Qiqi yang terlelap dalam gendongannya. "Qiqi bukan anak sah saya," ujar Zhongli sambil mengulas senyum kaku. Ia pasti mengerahkan seluruh keberaniannya untuk mengungkap itu.

    Ajax kira tidak ada hal yang bisa mengagetkannya lagi. Kali ini dia benar-benar kehilangan kata-kata. "A-apa yang terjadi"

    Zhongli mengerutkan keningnya. Sepertinya dia masih enggan untuk bercerita. Tapi mengingat bagaimana Ajax sedang kesulitan menerima dirinya sendiri, Zhongli harus bisa menjadi teladan sebagai yang lebih berpengalaman. "Saya pernah ditimpa kemalangan. Tidak ada saksi, tidak ada bukti. Yang saya tahu saya terbangun di pinggir jalan waktu paginya, tapi tidak menyangka akan hamil beberapa waktu kemudian. Tentu saja suami saya curiga karena kami sudah merencanakan 2 anak saja."

    "Gak mungkin..." Ajax tidak bisa menahan amarahnya yang meluap saat mengetahui fakta itu. Dia marah bukan hanya karena penderitaan yang dipikul Zhongli, tapi juga ketidakmampuannya melindungi Zhongli. Andaikan dia sudah mengenal Zhongli sejak lama.

    "Menjelaskan berapa kali pun tidak akan dipercaya karena saya tidak punya bukti. Dia minta untuk menggugurkannya saja. Tapi saya tidak tega, sebuah nyawa dihilangkan begitu saja..." Zhongli mengulum bibirnya, suara mulai bergetar. "Dua kakak Qiqi sudah tahu apa yang terjadi dan memihak saya. Karena kecewa dengan keluarga ini, dia memutuskan untuk pergi dan menikah dengan perempuan lain. Kami tidak pernah bertemu lagi sejak saat itu."

    Ajax tiba-tiba mendekap Zhongli setelah mendengar semua masa lalunya. Kini dia punya alasan yang lebih kuat untuk melindungi Zhongli. Dia tidak ingin Zhongli terluka lagi, baik hati dan tubuhnya. Bagaimana bisa takdir begitu jahat pada wanita rapuh ini. Ajax tidak bisa menerimanya.

    Tapi cara untuk melindungi itu ada bermacam jalan. Termasuk membatalkan niatnya untuk mendekati Zhongli. Mengingat dirinya adalah perwujudan dari bahaya itu sendiri.

    "Mbak Li, maaf, tapi—"

    "Mas Ajax, menurut Mas saya tidak pantas untuk dicintai lagi" tanya Zhongli memotong pernyataan Ajax. Pemuda itu tanpa ragu langsung menggubrisnya, "Engga Justru harusnya Mbak Li dicintai lebih dari sebelumnya, setelah semua penderitaan itu..."

    Zhongli tersenyum kecil. "Terima kasih. Karena itu, Mas Ajax juga berhak."

    "Engga, beda. Beda, Mbak."

    "Ajax" Zhongli menangkup wajah cemas Ajax dan berkata, "Kamu sudah sangat sering memberi kami, segalanya, baik itu harta, perasaan, dan tenaga. Tak bisakah kami memabalasnya dengan sesuatu"

    "S-sesuatu"

    "Penerimaan. Percayalah bahwa kami bisa menerima apapun masa lalumu. Tolong ceritakan Daripada saya harus mendengarnya dari orang lain."

    Bagaimana bisa Ajax menceritakan kisah sepanjang 7 tahun yang tragis itu. Belum lagi, Ajax tidak bisa menceritakan betapa mengerikannya dirinya sendiri pada Zhongli. Ajax tidak bisa mnyembunyikan perasaan terganggunya di hadapan wanita itu. Zhongli hanya bisa menghela napas dan menggendong Qiqi yang terbangun. "Suatu hari. Suatu hari ceritakan semuanya"

    "Mn. Suatu hari."

    "Sampai hari itu, jangan berhenti mengejar saya," senyum Zhongli, tiba-tiba mengeluarkan bulatan besar dadanya dari kemeja untuk menyusui Qiqi. Ajax ternganga karena ini pertama kalinya ia melihat Zhongli menyusui.

    Dia tidak tahu harus menaruh mata dimana.

    Tapi perkataan Zhongli tadi melelehkan sesuatu di hati Ajax. Zhongli sudah membuka dirinya dengan penuh keberanian untuk mendapat penerimaan Ajax. Keberanian itu datang dari kepercayaannya pada Ajax. Lalu kapan Ajax bisa memiliki kepercayaan yang sama.

    Apakah kepercayaannya tidak datang karena takut atas penolakan Zhongli yang ada di hadapannya

    Atau karena dia masih memiliki harapan untuk kembali pada Keqing yang menunggunya di belakang

    Ajax tidak tahu.

    Tatapan Qiqi saat ini membuatnya merasa lebih buruk lagi. Dia tidak bisa memilih siapa ayahnya, jadi setidaknya, Ajax lah yang harus menahan diri.
    -------
    Tap to full screen .Repost is prohibited
    😭😭😭👏💖😭😭☺😭😻💘💞😍❤🙏💕😭😭😭😭👏👏👏💗💗😭💯😭😭💞😭😭🇱🇴😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭👏👏👏👏👏❤❤❤💕💕☺😍💘❤❤
    Let's send reactions!
    Replies from the creator

    recommended works