Manten 8Hari itu, Wangsheng terlihat berbeda dari biasanya. Hutao menulis sesuatu di notepad kecil yang dibawanya saat berbisnis. Zhongli pun bertanya pada Hutao, kenapa staff Wangsheng tampak agak sedih hari ini.

Hutao mengangkat pundak. "Mungkin karena aku bilang kalo kita dapet job..." Helaan napas panjang terdengar darinya. "Dari Mas Ajax."

Zhongli terhenyak. Otaknya berputar cukup keras. Ajax pesan Wangsheng untuk siapa Mungkin untuk temannya yang bernama Kaeya itu Zhongli belum sempat menemukan jawaban saat Ajax tiba-tiba masuk ke dalam studio latihan.

Napas Zhongli tercekat, jangan-jangan... Ajax sendiri yang akan—

"M-Mas Ajax"

"Oh, sore Mbak Li."

Pemuda itu berjalan santai ke dalam dan berdiri di samping Zhongli, menunggu staff Wangsheng bersiap latihan. Zhongli tidak mengerti. Siapa lagi yang mungkin menikah kalau bukan Ajax Tapi bukankah dia sudah putus kontak dengan Keqing Lalu bagaimana dengan hubungan mereka sendiri

Zhongli teringat kalau sejak awal mereka hanya berteman. Dia sendiri yang memutuskan untuk tidak terikat hubungan apapun dengan Ajax hingga merasa siap sepenuhnya. Mungkin karena lelah menunggu, Ajax sudah berpindah hati.

Tapi setelah malam itu... Benar juga, mungkin Zhongli hanya berhalusinasi. Hanya karena mereka sudah tidur bersama, Zhongli jadi berharap banyak. Tapi apa iya Ajax tega mendekatinya hanya untuk dicicipi dan meninggalkannya begitu saja. Bahkan setelah semua kenangan mereka

Zhongli yakin dia baik-baik saja. Tapi mengapa kedua matanya terasa berat.

"S-Selamat, Mas Ajax. Atas... Pernikahannya."

Seisi ruangan itu terdiam. Mereka menoleh pada pasangan itu. Ajax mengangguk, "Makasih, Mbak. Makasih juga udah jadi temenku sampe sekarang."

Zhongli tidak tahu bahwa perasaannya sudah tumbuh sebesar ini. Selama berteman dengan Ajax, dia hanya menganggap bahwa Ajax lah yang tergila-gila padanya. Zhongli selalu menahan diri agar tidak terlalu tenggelam dalam permainan rumah-rumahan itu, takut jika suatu hari Ajax meninggalkannya secara tiba-tiba. Selama ini sudah banyak pria yang memperlakukannya seperti itu. Ia selalu merasa kosong setelahnya. Tapi kali ini, entah mengapa dadanya terasa sesak. Bukan karena ukurannya yang besar tentu saja.

Tiba-tiba, Zhongli mendengar suara kotak yang dibuka. Ajax berlutut di hadapan Zhongli bagaikan ksatria dan menunjukkan isi dari sebuah kotak. "Mbak Li, selamat—"

Ajax baru sadar yang ditunjukkannya itu kotak gel rambut.

"B-BUKAN YANG INI KENAPA GUE BAWA INI" gel rambut malang itu terlempar entah kemana. Dengan wajah yang merah oleh rasa malu, Ajax buru-buru merogoh saku celananya yang lain dan mengeluarkan kotak merah yang terlihat sangat mewah. Saat dibukanya, sebuah cincin dengan berlian yang cukup besar langsung menyilaukan seisi ruangan.

"S-selamat atas penikahan kita, Mbak Li. Yang tadi abaikan." Urat malu Ajax sudah putus.

Zhongli tentu saja gagal menahan tawanya. "Mas Ajax, pedenya kegedean."

"E-eh Aku— aku ditolak Lagi"

Tapi bibir lembut langsung menyelimuti bibir Ajax, menariknya dalam kecupan ringan yang penuh rasa cinta. Mata Yunjin langsung ditutup Hutao. Mata Hutao ditutup Xiao. Mata Xiao ditutup Gorou. Mata Gorou ditutup Kazuha. Sementara itu, staff lain bersorak-sorai merayakan keberhasilan Ajax mau pun Zhongli menemukan pasangan hidup masing-masing. Maunya Ajax sih cium yang lebih dalam tapi Itto langsung menggeretnya kerahnya karena Zhongli sudah terengah kehabisan napas.

"Lain kali kejutannya tolong diringankan ya, Mas," pinta Zhongli. Mata masih berlinangan karena perasaan campur aduk. "Saya engga panjang umur kalau kejutannya begini terus."

Ajax tidak bisa tidak memeluk Zhongli dan meminta maaf berulang kali. "Aku gak panjang umur kalo kamu seimut ini."
----