Ayato x Kazuha Udara pagi hari terasa sangat dingin dan menusuk kulit. Ayato membuka pintu kamar yang menghadap ke arah taman, lalu berjalan keluar sambil menghirup udara yang segar.

"Kazuha. Kemarilah."

Dari udara kosong, seketika muncul sesosok pemuda di hadapan Ayato. Kepalanya menunduk dalam sebagai bentuk penghormatan.

Pemuda tersebut bernama Kaedehara Kazuha. Ia merupakan seorang samurai yang berasal dari keluarga yang memiliki sejarah sebagai klan samurai yang terpandang. Namun sejak keruntuhan klannya, Kazuha tidak memiliki apapun lagi selain nama dan pedangnya. Pada saat itulah, Ayato mengulurkan tangannya dan memberi Kazuha tujuan hidup yang baru. Sejak saat itu, Kazuha mengabdi sebagai intelijen Ayato. Hanya ada segelintir orang saja yang tahu mengenai hal ini.

Ayato membuat gerakan isyarat dengan tangannya. Kazuha yang langsung dapat memahaminya, segera bergerak mendekati tuannya.

Plok Tanpa basa-basi, kedua tangan Ayato mendarat di kedua pipi Kazuha. Kazuha mengedipkan matanya, namun ia tidak bertanya apa-apa dan tetap bergeming di tempatnya.

"Kazuha, seperti biasa aku punya tugas untukmu." Bisik Ayato dengan suara pelan. Hembusan napasnya terasa panas di telinga Kazuha yang dingin. Namun, Kazuha tetap bersikap profesional dan fokus untuk menerima perintah tuannya.

Ia sudah terbiasa mendapat tugas "khusus" dari Ayato. Pekerjaan-pekerjaan kotor seperti "menyingkirkan" sejumlah target, atau mengorek informasi (dengan berbagai cara) yang dapat berguna bagi Ayato sudah menjadi hal yang biasa dilakukan olehnya. Semua perintah yang Ayato berikan dapat ia laksanakan dengan gesit dan sempurna. Bahkan jika Ayato memerintahkannya untuk mencari jerami dalam tumpukan jarum sekalipun, ia pasti akan langsung melaksanakannya dan menyelesaikannya dengan cekatan.

Oleh karena itu, dapat dipastikan jika kali ini pun ia akan melaksanakan tugas yang Ayato berikan seperti biasanya.

"Segala keinginan tuan muda adalah perintah mutlak bagi hamba." Ujar Kazuha dengan sigap, siap menerima perintah selanjutnya.

Ayato membuka mulutnya.

"Kazuha. Tugasmu kali ini adalah: Aku ingin kau menjadi calon istriku."

Kazuha mengedipkan kedua matanya.

Untuk pertama kali dalam riwayat hidupnya, Kazuha tampak ragu dengan perintah yang Ayato berikan padanya.

"Tanpa mengurangi rasa hormat, hamba masih gagal paham dengan spesifikasi tugas kali ini." Kazuha menutup kalimatnya dengan menundukkan kepala sedalam-dalamnya.

Ayato menghela napasnya.

"Kazuha," ia meletakkan ujung jarinya di dagu Kazuha, lalu mengangkatnya wajahnya sehingga kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain. "Sebelum ini, aku pernah menyuruhmu untuk menyamar sebagai wanita simpanan demi menarik informasi untukku, kan"

"Ya." Kazuha mengangguk mengiyakan.

"Kali ini, aku ingin kau menyamar sebagai tunanganku." Imbuh Ayato kemudian. "Minggu depan, akan ada pertemuan besar dengan para pejabat tinggi di Inazuma. Biasanya, mereka akan mencoba menjodohkan anak gadis mereka denganku."

Kazuha langsung dapat membaca ke mana arah pembicaraan tersebut.

"Jadi, tuan ingin hamba menyamar sebagai tunangan tuan demi menghalau tawaran perjodohan dari para kaum elit politik"

Ayato tersenyum puas. "Tepat sekali."

"Baiklah, hamba mengerti."

Percakapan tersebut kini mencapai bagian intinya.

"Agar rencana ini dapat berjalan dengan lancar, kita perlu melakukan sandiwara. Dengan begitu, kita bisa meminimalisir kecurigaan orang-orang terhadap hubungan pura-pura kita."

Karena informasi yang akan Ayato sampaikan bersifat sangat rahasia,